Nas: jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga (Matius
Kita kerap berdoa, memohon agar kehendak Allah dinyatakan dalam hidup
kita. Namun, apakah kita bersungguh-sungguh meminta hal ini? Bagaimana
jika kehendak Allah ternyata berseberangan dengan keinginan dan
kepentingan kita? Bagaimana jika kehendak Allah ternyata merugikan kita
secara pribadi? Pernahkah Anda merenungkan hal ini?
Kehendak Allah, dalam doa yang diajarkan Yesus, baru terwujud jika kita
memuliakan nama Allah dan menantikan Kerajaan-Nya. Hal itu merupakan tiga
serangkai yang perlu kita utamakan. Ketiganya tidak dapat dipotong,
apalagi dipisahkan. Baru setelah kita memuliakan Allah dan hidup di dalam
kedaulatan Allah, kita akan bersyukur jika hanya kehendak Allah yang
terjadi di dunia ini.
Sebaliknya, jika kita mengutamakan kepentingan pribadi, kita bisa
berkehendak dan bertindak berlawanan dengan maksud Allah. Doa kita menjadi
egois. Kesaksian iman kita menyanjung diri sendiri. Pelayanan menjadi
sekadar aksi yang mengundang pujian bagi diri sendiri. Ibadah menjadi
ajang pamer kebesaran gereja kita sendiri. Kasih menjadi
sekadar tindakan yang memesona mata orang lain. Ujungnya ialah pemuliaan
pribadi, penegakan kerajaan pribadi, dan terlaksananya keinginan pribadi
di bumi ini. Betapa berbahaya!
Marilah kita memeriksa batin kita. Kiranya Allah, dan bukan diri sendiri,
yang menjadi pusat segala pengabdian kita. Kiranya kedaulatan-Nya yang
mengarahkan segala langkah kita. Kiranya kehendak-Nya sajalah yang kita
tempuh, walaupun jalan-jalan-Nya terjal, naik turun, berliku dan berkelok
tajam; jika dibandingkan dengan kemauan kita sendiri. Berani?02 -DKL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lakukan Spam - Haram Hukumnya...