Sobat, ada kisah nyata di sebuah daerah di Papua. Sebut saja Boni,
layaknya seorang pemuda SMU, dia sedang mencari jati diri dan bergaul
dengan banyak kawan, namun dia bergaul dengan teman yang salah. Berantem,
begadang dan keluyuran menjadi kebiasaannya setiap harinya. Ayahnya yang
seorang tentara sudah sering menghajar dia, namun Boni sudah cukup kebal
dengan sabuk kulit dan sepatu tentara yang sering menghantam dirinya.
Beberapa hari ke depan Boni akan menjadi pemuda "dewasa" dengan usianya
yang akan menyentuh 17 tahun. Kebiasaan di Papua, merayakan ulang tahun
adalah dengan pesta makan-makan. Karena ayahnya adalah tentara level
rendah dengan gaji yang minim, akan sangat sulit mengadakan pesta besar
bagi dia. Muncul gagasan untuk memanggang seekor babi piaraan ayahnya
yang ada di kebun belakang. Dia tahu, bahwa konsekuensi dihajar oleh
ayahnya pasti akan terjadi, namun rasa malu di depan teman-teman jika dia
tidak dapat merayakan ulang tahun lebih besar. Jadilah dia mencuri
satu-satunya babi yang ada di belakang dan menikmati babi itu bersama
teman-temannya.
Tiba saat penghukuman, Boni sudah mempersiapkan mental dengan hinaan dan
pukulan yang pedas dari ayahnya. Namun di luar dugaan, kali ini ayahnya
benar-benar naik pitam. Dia menghajar Boni habis-habisan! Semua pukulan
itu masih bisa ditahan oleh Boni, namun tidak dengan tindakan terakhir
dari ayahnya. Ayahnya mengiris sebagian dari daun telinga Boni dengan
pisau dan menyuruh untuk ditelan! Benar-benar shocking untuk Boni, karena
telinganya menjadi cacat seumur hidupnya.
Sobat, ketika Boni sudah bekerja di Jawa dan mengikuti sebuah retreat,
kejadian ini masih membekas jelas di dalam hatinya. Ketika sesi Hati
Bapa, susah baginya untuk bisa mengerti seberapa lembut hati Bapa. Namun
ketika dilayani secara pribadi, tumpah semua isi hatinya. Dia bisa
menangis lega. Sebuah komitmen untuk mengasihi Bapa di Surga timbul di
hatinya. Namun tidak berhenti sampai di
mengasihi bapa-nya yang di dunia. Boni menelpon ayahnya yang sekarang tua
dan berkata "Ayah, aku mengasihimu".
Sobat, luka masa lalu memang tidak bisa dihapus, namun luka itu bisa
disembuhkan. Berdoa kepada Roh Kudus untuk melembutkan hati kita dan
ambil tindakan untuk memaafkan orang yang melukai hati kita, terlebih
jika itu orang tua kita sendiri. GOD Bless!
Home »
» Telinga Cacat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lakukan Spam - Haram Hukumnya...