• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Hidup

Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan, tapi untuk membuat orang
bahagia. Membuat orang lain bahagia itu diminta kesediaan untuk
mendengarkan dan memahami dirinya sebagai suatu pribadi.
Hidup tidak untuk mencari kenyamanan, melainkan jadikanlah kehadiranmu
itu membuat orang lain nyaman! Orang merasa nyaman bukan karena diberi
uang saja tetapi karena ia merasa tidak dihakimi dan dinilai menurut
kacamata kita. Ia nyaman karena ia diberi kesempatan untuk meminjam
telingamu agar curahan hatinya terungkapkan pada dirimu!

Hidup tidak untuk mencari kepastian, melainkan berikanlah selalu
kepastian saat orang membutuhkan pelayananmu. Orang yang membutuhkan
pelayanan itu biasanya bingung dan gelisah, karena ia berada dalam
situasi krisis. Karena itu janganlah ragu-ragu untuk bertanya, "Apakah
yang bisa kubantu agar engkau bisa lega lagi?"

Hidup tidak untuk mencari sekedar kehangatan yang menghibur pada saat
kesepian. Namun jadikanlah dirimu orang yang hangat dengan lebih suka
menyapa orang lain daripada disapa, juga kalau orang yang engkau sapa
adalah orang orang yang paling tidak menyenangkan sekalipun!

Hidup itu tidak usah kembali ke masa lalu, dan ingin mengulang kisah
kasih yang pernah terajut di masa lalu, namun hidup itu kenangan akan
cinta Tuhan, agar kita tidak ragu-ragu menatap dan melangkah di masa
depan meski ada banyak ketidakpastian.

Hidup itu tidak usah mencari kekayaan sebanyak mungkin, melainkan
jadikanlah orang lain menjadi sejahtera, dan engkau sungguh menjadi orang
yang hidupnya "kaya"!

Hidup itu tidak usah mencari pujian, penghormatan, penghargaan, atau
ucapan terima kasih sekalipun. Akan tetapi janganlah engkau lupa
menghargai jerih payah orang yang bekerja demi kepentinganmu, juga kalau
pekerjaan mereka sangat sepele sekalipun. Hidup itu tidak usah
menyelesaikan masalah sampai tuntas, karena masalah itu ibarat kita masuk
sebuah pintu rumah, tetapi kita akan mendapatkan 3 pintu yang mesti kita
buka lagi. Karena itu masalah adalah tanda tanda yang jelas yang
menunjukkan titik tolak kita untuk menemukan peluang berkembang.

Hidup itu tidak usah kuatir akan ketidakpastian masa depanmu, tetapi
lihat dan rasakanlah dalam ketidakpastian engkau diberi kesempatan untuk
"bersyukur" kepada Tuhan, yakni mengakui keterbatasanmu sebagai manusia
yang tidak mampu menguasai hidupmu sendiri, di sisi lain ditantang untuk
mengakui betapa Tuhan itu mau hadir dan terlibat dalam diri kita. Soalnya
apakah kita mau mengundang Tuhan terlibat?
Hidup orang percaya itu tidak bertujuan mencari kepuasan dan kenikmatan
rohani, seperti orang mendaki puncak gunung, janganlah memetik bunga
sekuntumpun sebelum engkau sampai di puncak. Demikianlah juga, janganlah
mencari kepuasan rohani, yang sebenarnya bukan iman itu sendiri,
melainkan carilah Tuhan, dengan mencintai-Nya dan mencintai sesama,
sehingga sampailah kita suatu saat nanti "bersatu" dengan Tuhan.

Share:

Berdoa Yuk!

Tuhan,
Ajari aku berjalan dalam kehendak Mu,
Ajari aku melangkah dalam pimpinan Mu,
Ajari aku menjalani Hari-Hari bersama dengan Mu,
Tuhan… Aku tak tahu jalan ini, bila mana aku berjalan, di sekeliling Ku penuh dengan kegelapan, Ku perlu pimpinan tangan Mu, untuk Ku bisa melangkah dan berjalan dan tahu arah tujuan yang pasti.

Tuhan…aku sering terjatuh kerana batu-batu yang tak Ku lihat kerana kegelapan ini, sakitnya luka itu Tuhan…namun tangan Mu menarik Ku lalu membersihkan lukaku serta membalutnya.

Tuhan…aku sudah tidak kuat lagi, aku tidak bisa melihat di dalam kegelapan ini.

Betapa banyaknya luka-luka mengarungi perjalanan ini, bekas luka-luka yang lama berdarah kembali karena kerikil-kerikil yang tajam ini. Aku tersungkur….tanpa Ku sadari air Mata membasahi kedua belah pipi Ku…Ku coba bangkit dan melangkah namun aku tidak mampu…

Tuhan…masih jauhkah perjalanan hidup ini? Aku sudah tidak kuat lagi Tuhan.

Tuhan…..aku berteriak bersama dengan tangisanku.

Tiba-tiba….Ku dengar suara lembut dan sayu berbisik didalam hatiKu…."inilah sebuah perjalanan hidup, terkadang engkau akan jatuh dan bangkit, jatuh...dan bangkit.... dan jatuh lagi sehingga luka-luka lama mu akan berdarah kembali…. Lihat, meskipun disekeliling mu penuh dengan kegelapan namun kamu tidak tahu sebenarnya di hadapan mu itu Ada terang yang menanti, Aku membawamu ke tempat yang gelap ini dengan maksud dan tujuan tertentu."

"Maksud Dan tujuan ?"…. Aku coba mengulanginya.

Lalu suara itu melanjutkan, "ya sebuah maksud dan tujuan yang terbaik bagi mu..Dan masa depanmu. Kamu tidak bisa berjalan dalam kegelapan ini tanpa uluran tangan Ku, lihat kerikil yang tajam itu Aku telah arungi di Golgota bersama dengan beban yang berat Dan Aku telah menang …. "

"Tiada seorangpun yang sanggup mengulurkan tangan ketika Aku jatuh Dan berdarah", kataNya dengan lembut…..

"Perhatikanlah ketika kau jatuh, Aku ada bersama dengan mu, tangan Ku senantiasa terulur untuk membantu dan menopangmu, sebenarnya….kerikil tajam itu membuat engkau lebih bersandar lagi kepada Ku dan menggengam erat tangan Ku, bahwa kau sebenarnya tidak bisa berjalan dengan kekuatanmu sendiri….Aku adalah Tuhan yang tidak pernah melakukan kesilapan dan kesalahan dalam hidup mu. Aku senantiasa memberi yang terbaik dan bukan kedua terbaik bagimu, Meski jalan di depanmu adalah suram dan gelap yang kau sangat tidak senangi, tapi yakinlah bahwa…..Aku akan menggendongmu terus sampai selamanya, dari rahim ibu mu Aku telah memilihmu… Dan sampai putih rambutmu pun Aku adalah Tuhan yang akan tetap menjagamu melindungimu bahkan sampai selama-lamanya."

"Tuhan…" aku coba bersuara…tetapi suara itu melanjutkan lagi, "ketahuilah dalam kelemahan dan air matamu kuasa Ku menjadi sempurna atasmu."

Aku menangis mendengarnya aku tak sanggup mengungkapkan perasaan Ku hanya air Mataku menetes yang memberi jawaban atas semuanya.

Teman….bila semua itu berlaku pada dirimu, itu akan membuatkanmu untuk bersandar penuh kepada-Nya karana sebenarnya diluar Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Share:

Jangan Mengabaikan Berkat

II Korintus 4:17 : "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 43; 2 Timotius 1; Yesaya 39-40

Suatu hari saya pernah mengalami suatu masalah yang menurut saya berat.
Ketika berada dalam situasi tersebut, iman saya goyah dan mulai
mempertanyakan Tuhan di dalam hidup saya. Seingat saya, tidak pernah ada
kata-kata berkat yang keluar dari mulut saya ketika itu.

Fokus saya terhadap masalah yang sedang dihadapi membiaskan kasih karunia
yang sebenarnya telah Dia berikan dalam kehidupan saya. Begitu halnya
yang mungkin saat ini sedang terjadi dalam hidup Anda. Anda tidak dapat
melihat segala hal yang baik dari peristiwa yang menurut Anda 'buruk"
tersebut.

Tuhan yang Anda dan saya sembah adalah Allah yang hidup. Dia tahu kondisi
dan kekuatan kita terhadap masalah/penderitaan tersebut. Dia adalah Tuhan
setia dan tidak perlu diragukan lagi janji-janjiNya.

Ketika Roh Kudus memberikan pengertian di dalam diri Paulus mengenai
penderitaan yang harus dialami orang-orang percaya, ia tahu bahwa yang
akan dialami itu adalah perkara ringan. Tidak satu pun kegentaran
menghinggap dalam diri Paulus. Mengapa ia bisa seperti itu? Jawabannya
ialah karena Paulus tidak berfokus kepada masalah/ penderitaan yang
dialaminya, tetapi kepada firman Tuhan yakni berkat yang melimpah ketika
kita setia mengikuti-Nya.

Jika Anda telah menderita dalam masa yang sulit belakangan ini, sadarlah
akan berkat-berkat di sekeliling Anda. Anda akan jauh lebih berhasil
mengatasi masalah-masalah jika Anda memuliakan Tuhan untuk pemecahan yang
telah disediakan-Nya. Oleh karena itu, palingkan mata Anda dari kesukaran
dan arahkan pandangan ke sekitar Anda maka Anda pun dengan segera
meneriakkan kemenangan.

Masalah dan berkat adalah satu paket yang Tuhan berikan dalam kehidupan
orang-orang percaya. Keduanya tidak dapat terpisahkan!!

Jawaban.com

 

Share:

" Wanita = Pribadi yang istimewa "

Kalimat "tunduklah kepada suamimu" dalam Alkitab bukan berarti seorang istri mjd Keset.

Istri bukan "Nothing",  tapi "something"

Istri bukan "nobody",  tapi "anybody"

 

Dia adl wanita yg memiliki keunikan sebagai pribadi.

Istri bukan pelayan, shg ia tidak boleh diperbudak.

 

Istri adalah mitra suami.

Ia memiliki kedudukan yg sejajar dengan suami.

Tidak hanya memiliki segudang tanggung jawab,

namun juga sederetan "hak istimewa."

Ia tidak sekedar pajangan istimewa,

namun juga "pribadi istimewa."

Ia bukan hanya pelaksana keputusan pria,

namun juga rekan diskusi..

Rekan pengambil "keputusan bersama"

 

"Demikian suami harus mengasihi istrinya sama spt tubuhnya sendiri,

Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri."

( Ef 5:28 )

 

Share:

PEREMPUAN

 

wanita adalah perempuan, ...........

"Dia yang diambil dari tulang rusuk"

Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

 

Just remind :

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

 

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan,

mengurusi hal-hal sepele... sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal

itu, dialah  yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa kau sadari

ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

 

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi... tidak hanya  secara fisik tetapi juga emosi.

 

Ia tidak  tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti...membuatnya aman di  dekatmu....

 

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki

yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang...

 

seperti juga di dalam  kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya  bisa bertahan dalam situasi apapun. Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan  rindang.

 

Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya... Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.

Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya

tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini.

 

Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu

juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak

ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian

lapangan yang sama denganmu.

 

Share:

Bahagia

John C. Maxwell suatu ketika pernah menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, di minta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya.

Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Suatu ketika sang istri Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan.

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini " Miss Margaret, apakah suami Anda mebuat Anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."

Seluruh rungan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell (terbayang malunya Maxwell saat itu).

Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa mebuat saya bahagia."

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"

"Karena," Jawabnya, "Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

Dengan kata lain, maksud dari Margaret, adalah tidak ada orang lain yang bisa membuat Anda bahagia. Baik itu pasangan Anda, sahabat Anda, uang Anda, atau bahkan hobi Anda. Semua itu tidak bisa membuat Anda bahagia. Karena yang bisa membuat Anda bahagia adalah Tuhan dan pilihan diri Anda sendiri.

Kalau Anda sering merasa berkecukupan, tidak mempunyai perasaan minder, selalu percaya diri, maka Anda tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya!

Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya bisa membuatnya tidak bahagia, namun ia memilih untuk berbahagia.

Bahagia atau tidaknya hidup ANda tidak ditentukan oleh seberapa kaya Anda, seberapa cantik istri Anda, atau sesukses apa hidup Anda. Ini masalah pilihan: apakah Anda memilih untuk bahagia atau tidak. Kita bisa mengendalikan diri kita sendiri dalam memilih respon yang akan kita berikan terhadap kondisi luar.

 

 

Share:

Tersenyumlah Dengan Hatimu

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.


Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .

"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara  MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

 

Share:

Seberapa Berat

Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi
LAMA-nya kita memikul beban tersebut


Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey
mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:

"Menurut anda, kira-kira seberapa beratnya segelas air ini?" Para siswa
menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat
absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. " kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah."
"Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit."
"Jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus
memanggilkan ambulans untuk saya."

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka
bebannya akan semakin berat.

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan
mampu membawanya lagi." Beban itu akan meningkat beratnya lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat
sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita
secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban
pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika
bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya!!
Halter indah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat atau disentuh tapi
dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

"Start the day with SMILE and have a good day."

Share:

Telinga Cacat

Sobat, ada kisah nyata di sebuah daerah di Papua. Sebut saja Boni,
layaknya seorang pemuda SMU, dia sedang mencari jati diri dan bergaul
dengan banyak kawan, namun dia bergaul dengan teman yang salah. Berantem,
begadang dan keluyuran menjadi kebiasaannya setiap harinya. Ayahnya yang
seorang tentara sudah sering menghajar dia, namun Boni sudah cukup kebal
dengan sabuk kulit dan sepatu tentara yang sering menghantam dirinya.

Beberapa hari ke depan Boni akan menjadi pemuda "dewasa" dengan usianya
yang akan menyentuh 17 tahun. Kebiasaan di Papua, merayakan ulang tahun
adalah dengan pesta makan-makan. Karena ayahnya adalah tentara level
rendah dengan gaji yang minim, akan sangat sulit mengadakan pesta besar
bagi dia. Muncul gagasan untuk memanggang seekor babi piaraan ayahnya
yang ada di kebun belakang. Dia tahu, bahwa konsekuensi dihajar oleh
ayahnya pasti akan terjadi, namun rasa malu di depan teman-teman jika dia
tidak dapat merayakan ulang tahun lebih besar. Jadilah dia mencuri
satu-satunya babi yang ada di belakang dan menikmati babi itu bersama
teman-temannya.

Tiba saat penghukuman, Boni sudah mempersiapkan mental dengan hinaan dan
pukulan yang pedas dari ayahnya. Namun di luar dugaan, kali ini ayahnya
benar-benar naik pitam. Dia menghajar Boni habis-habisan! Semua pukulan
itu masih bisa ditahan oleh Boni, namun tidak dengan tindakan terakhir
dari ayahnya. Ayahnya mengiris sebagian dari daun telinga Boni dengan
pisau dan menyuruh untuk ditelan! Benar-benar shocking untuk Boni, karena
telinganya menjadi cacat seumur hidupnya.

Sobat, ketika Boni sudah bekerja di Jawa dan mengikuti sebuah retreat,
kejadian ini masih membekas jelas di dalam hatinya. Ketika sesi Hati
Bapa, susah baginya untuk bisa mengerti seberapa lembut hati Bapa. Namun
ketika dilayani secara pribadi, tumpah semua isi hatinya. Dia bisa
menangis lega. Sebuah komitmen untuk mengasihi Bapa di Surga timbul di
hatinya. Namun tidak berhenti sampai di sana , dia pun berkomitmen untuk
mengasihi bapa-nya yang di dunia. Boni menelpon ayahnya yang sekarang tua
dan berkata "Ayah, aku mengasihimu".

Sobat, luka masa lalu memang tidak bisa dihapus, namun luka itu bisa
disembuhkan. Berdoa kepada Roh Kudus untuk melembutkan hati kita dan
ambil tindakan untuk memaafkan orang yang melukai hati kita, terlebih
jika itu orang tua kita sendiri. GOD Bless!

 

Share:

Ambil Kesempatan Tersebut

Yohanes 14:16-17

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 26; Matius 26; 2 Raja-Raja 15-16

Pernahkah Anda merasa dan berpikir bahwa waktu 24 Jam tidak cukup bagi manusia? Mungkin jawaban akan pertanyaan ini bisa berbeda-beda. Namun, bila pertanyaan itu ditujukan kepada saya, saya akan menjawab pernah.

Banyaknya kegiatan atau aktivitas terkadang membuat kita yang ada di dunia saat ini tidaklah pernah cukup. Bahkan bagi sebagian orang Kristen, hubungannya dengan Tuhan terkadang menjadi sebuah masalah. Ia merasa jadwal hari-harinya begitu padat sehingga dirinya tidak punya waktu untuk berbicara atau menghadap Tuhan.

Tuhan tidak akan pernah salah mengatur segala sesuatu di dalam dunia ini. Dalam kemahatahuan dan kedahsyatan-Nya, Tuhan telah merencanakan alam semesta ini dengan luar biasa. Begitupun dengan waktu dunia, Dia tidak mungkin salah menyediakan satu hari tersebut ada 24 jam.

Sebagai orang-orang percaya, kita harus yakin bahwa Tuhan telah menyediakan segala sesuatu sungguh amat baik. Dia tahu bahwa 24 jam itu cukup untuk manusia beraktivitas, termasuk di dalamnya adalah berkomunikasi dengan Dia.

Tuhan telah mencurahkan Roh Kudus dalam hidup Anda dan saya sehingga kita dapat berbicara dengan-Nya setiap waktu. Tidak ada halangan lagi bagi kita untuk tersambung dengan-Nya.

Jadi, walaupun waktu itu terasa begitu sempit, lihat dan ambillah kesempatan tersebut untuk Tuhan berbicara kepada Anda dan Anda kepada Tuhan. Ketika Anda terkait dengan Tuhan sesungguhnya hidup Anda akan semakin disegarkan dan banyak orang akan merasakan hal tersebut sehingga hidup mereka pun diberkati.

 Untuk mengenal Tuhan bukan soal waktu yang pendek atau panjang, melainkan kerinduan dan kemauan untuk datang kepada-Nya

Sumber: Steven Hatler - Adaptasi Artikel Devotional "Opportunities"
Share:

Harapan Memberikan Kekekalan

Amsal 23:18 : "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan
hilang"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 36; 2 Tesalonika 3; Yesaya 25-26

Salah satu pemberian terbesar yang dapat diberikan para pemimpin kepada
orang-orang di sekitar mereka adalah harapan. Jangan pernah meremehkan
kekuatannya. Winston Churchill pernah ditanya seorang reporter tentang
senjata terbesar negaranya melawan rezim Nazi Hitler. Tanpa berhenti
sejenak pun ia menjawab: "Senjata Inggris terbesar dari dahulu adalah
harapan."

Orang akan terus bekerja, berjuang, dan berusaha jika mereka mempunyai
harapan. Harapan mengangkat moral orang. Harapan memperbaiki citra diri
mereka. Harapan memberikan kekuatan lagi pada mereka. Harapan
membangkitkan keinginan mereka.

Tugas seorang pemimpin adalah menjaga harapan tetap tinggi, menanamkannya
dalam diri orang-orang yang dipimpinnya. Para pengikut Anda akan
mempunyai harapan hanya Anda memberikannya kepada mereka. Dan Anda akan
mempunyai harapan untuk diberikan jika Anda menjaga sikap yang benar.

Menjaga harapan berasal dari melihat potensi dalam setiap keadaan dan
tetap berpikir positif walaupun keadaan tidak demikian. Sebagai anak-anak
Tuhan, bersyukurlah Anda karena Tuhan memberikan pengharapan dalam hidup
Anda dan pengharapan itu membawa Anda kepada kekekalan.

Hidup di dalam Tuhan pasti penuh pengharapan dan hukum itu berlaku
selama-lamanya.

 

 

Share:

Tersenyumlah Dengan Hatimu

 
 

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

 

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.


Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .

"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara  MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

 


Share:

Kisah Sandal Jepit dan Sepatu Mewah

 
Di sebuah toko sepatu di kawasan perbelanjaan termewah di sebuah kota, nampak di etalase sebuah sepatu dengan anggun diterangi oleh lampu yang indah. Dari tadi dia nampak jumawa dengan posisinya, sesekali dia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memamerkan kemolekan designnya, haknya yang tinggi dengan warna coklat tua semakin menambah kemolekan yang dimilikinya.
Pada saat jam istirahat, seorang pramuniaga yang akan makan siang meletakkan sepasang sandal jepit tidak jauh dari letak sang sepatu.
"Hai sandal jepit, sial sekali nasib kamu, diciptakan sekali saja dalam bentuk buruk dan tidak menarik", sergah sang sepatu dengan nada congkak.
Sandal jepit hanya terdiam dan melemparkan sebuah senyum persahabatan.
"Apa menariknya menjadi sandal jepit ?, tidak ada kebanggaan bagi para pemakainya, tidak pernah mendapatkan tempat penyimpanan yang istimewa, dan tidak pernah disesali pada saat hilang, kasihan sekali kamu", ujar sang sepatu dengan nada yang semakin tinggi dan bertambah sinis.

Sandal jepit menarik nafas panjang, sambil menatap sang sepatu dengan tatapan lembut, dia berkata
"Wahai sepatu yang terhormat, mungkin semua orang akan memiliki kebanggaan jika memakai sepatu yang indah dan mewah sepertimu. Mereka akan menyimpannya di tempat yang terjaga, membersihkannya meskipun masih bersih, bahkan sekali-sekali memamerkan kepada sanak keluarga maupun tetangga yang berkunjung ke rumahnya". Sandal jepit berhenti berbicara sejenak dan membiarkan sang sepatu menikmati pujiannya.
"Tetapi sepatu yang terhormat, kamu hanya menemaninya di didalam kesemuan, pergi ke kantor maupun ke undangan-undangan pesta untuk sekedar sebuah kebanggaan. Kamu hanya dipakai sesekali saja. Bedakan dengan aku. Aku siap menemani kemana saja pemakaiku pergi, bahkan aku sangat loyal meski dipakai ke toilet ataupun kamar mandi. Aku memunculkan kerinduan bagi pemakaiku. Setelah dia seharian dalam cengkeraman keindahanmu, maka manusia akan segera merindukanku. Karena apa wahai sepatu?. Karena aku memunculkan kenyamanan dan kelonggaran. Aku tidak membutuhkan perhatian dan perawatan yang spesial. Dalam kamus kehidupanku, jika kita ingin membuat orang bahagia maka kita harus menciptakan kenyamanan untuknya", Sandal jepit berkata dengan antusias dan membiarkan sang sepatu terpana.

"Sepatu ! Sahabatku yang terhormat, untuk apa kehebatan kalau sekedar untuk dipamerkan dan menimbulkan efek ketakutan untuk kehilangan. Untuk apa kepandaian dikeluarkan hanya untuk sekedar mendapatkan kekaguman." Sepatu mulai tersihir oleh ucapan sandal jepit.
"Tapi bukankah menyenangkan jika kita dikagumi banyak orang", jawab sepatu mencoba mencari pembenar atas posisinya.
Sandal jepit tersenyum dengan bijak "sahabatku! ditengah kekaguman sesungguhnya kita sedang menciptakan tembok pembeda yang tebal, semakin kita ingin dikagumi maka sesungguhnya kita sedang membangun temboknya"

>>> Anda ingin menjadi seperti Sendal jepit atau Sepatu Mewah?<<<
Share:

Analogi usaha,..


 

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang
lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga
panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor.

Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir.

Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: "Sayangku, apa yang kaulihat?"

"Wortel, telur, dan kopi," jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya.

Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras.

Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya "Apa artinya, bapa?"

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak
dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.

"Yang mana engkau, anakku?" sang ayah bertanya.

"Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?"

Bagaimana dengan ANDA, sobat?

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100ยบ C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak.

Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

Share:

Sebuah rencana....


Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. " Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata : "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan; "Tuhan, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Kemudian Tuhan menjawab," Anakku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini.

Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."

 

Share:

Categories

Ordered List

  1. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  2. Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  3. Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Definition List

Definition list
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Lorem ipsum dolor sit amet
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Pages