Hari ini Aku akan menangani semua masalahmu
Tolong, ingatlah bahwa Aku tidak memerlukan bantuanmu
Bila kamu ditempatkan di dalam situasi yang kamu tidak mampu untuk
menangani, janganlah berusaha untuk memutuskannya sendiri
Lebih baik kamu masukkan ke dalam kotak "untuk ditangani oleh Tuhan
sendiri"
Masalah itu akan ditanggapi pada waktuKu, dan bukan waktumu
Sekali masalah itu diletakkan di dalam kotak, janganlah kamu memikirkan
atau mengeluarkannya lagi dari kotak itu.
Memikirkan atau mengeluarkan kembali akan menunda pemecahan dari masalahmu
Bila kamu mengira dapat menanganinya sendiri, tolong bawalah ke dalam
doa-doamu, agar kamu yakin bahwa itulah pemecahan yang terbaik.
Karena Aku sendiri tidak pernah tidur atau mengantuk, tidak ada gunanya
bagimu untuk tidak tidur
Istirahatlah, anakKu. Bila kamu ingin menghubungi Aku, Aku hanya sejauh
sebuah doa
Bila kamu sukar untuk tidur malam ini, ingatlah akan banyak keluarga yang
bahkan tidak mempunyai tempat tidur untuk merebahkan dirinya
Bila kamu kebetulan terjebak dalam kemacetan lalu lintas, janganlah cemas.
Ada banyak orang dalam dunia ini yang tidak pernah menyetir mobil
Bila kamu kebetulan mengalami hari yang sial, ingatlah akan orang yang
sudah begitu lama tidak mempunyai pekerjaan
Bila kamu cemas akan suatu hubungan kawan yang menjadi jelek, ingatlah
akan orang yang tak pernah mengalami apa arti mengasihi dan sebaliknya
dikasihi
Bila kamu tidak suka bila akhir minggu telah lewat, ingatlah kepada wanita
yang harus bekerja 12 jam sehari, selama satu minggu penuh untuk dapat
memberikan makan kepada anak-anaknya
Bila mobilmu rusak di tengah perjalanan, jauh dari keramaian kota untuk
dapat bantuan, ingatlah akan mereka yang lumpuh yang akan gembira sekali
untuk dapat berjalan
Bila kamu mengamati dengan sedih sehelai rambut yang mulai memutih,
ingatlah akan pasien kanker yang menjalani terapi kemo yang rindu dapat
mengamati rambutnya
Bila kamu tidak tahu dan bertanya-tanya, apakah sebenarnya tujuan hidupmu,
berterima kasihlah. Terdapat banyak orang yang tidak memiliki umur panjang
untuk mengetahuinya
Bila kamu memutuskan untuk meneruskan ini kepada seorang kawan, kamu
mungkin akan menjadi berkat bagi orang itu
"Note From God"
Kerendahan Hati Yang Sejati
Kerendahan hati secara mutlak diperlukan bagi seorang Kristen. Tanpanya tidak akan ada pengenalan akan diri, pertobatan, iman dan keselamatan.
Janji-janji Tuhan diberikan kepada yang rendah hati: orang yang sombong karena kesombongannya sudah mengorbankan setiap berkat yang dijanjikan kepada yang rendah hati, dan yang akan ia dapatkan dari tangan Tuhan hanyalah hukuman yang setimpal.
Bagaimanapun, janganlah kita lupa bahwa terdapat kerendahan hati yang palsu, yang sulit sekali dibedakan dari yang sesungguhnya tetapi yang seringkali ditemukan di kalangan orang Kristen, tanpa mereka sendiri menyadari bahwa kerendahan hati yang mereka miliki itu palsu.
Kerendahan hati yang sejati adalah suatu hal yang sehat. Yang rendah hati menerima kebenaran tentang dirinya sendiri. Ia percaya bahwa di dalam naturnya tidak ada hal yang baik. Ia menerima bahwa di luar Tuhan ia bukan apa-apa; ia tidak memiliki apa-apa, ia tidak mengetahui apa-apa dan tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi pengetahuan ini tidak membuatnya lemah semangat, karena ia juga tahu bahwa di dalam Kristus ia signifikan dan bernilai. Ia tahu bahwa ia berharga kepada Tuhan lebih dari biji mata-Nya sendiri dan ia juga tahu ia dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang memberinya kekuatan; yakni, ia dapat melakukan segala yang di dalam kehendak Tuhan baginya.
Kerendahan hati yang palsu sebenarnya hanyalah kesombongan dengan wajah yang berbeda. Hal ini sangatlah nyata terlihat di dalam doa seorang yang mengutuk dirinya sendiri di hadapan Tuhan sebagai lemah, berdosa dan bodoh tetapi akan bereaksi dengan marah jika hal yang sama dikatakan kepadanya oleh istrinya.
Orang demikian tidak semestinya munafik juga. Doa yang mengutuk diri sendiri itu bisa saja sepenuhnya tulus, dan di waktu yang bersamaan membenarkan dirinya sendiri, sekalipun kedua hal itu kelihatannya saling bertentangan. Kedua hal itu sama karena dilahirkan dari orang tua yang sama, bapanya adalah kasih pada diri sendiri dan ibunya adalah percaya pada diri sendiri.
Orang yang dipenuhi dengan kekaguman akan dirinya sudah tentu akan mengharapkan hal yang besar dari dirinya sendiri dan sangatlah pahit saat ia gagal. Orang Kristen yang memandang tinggi dirinya sendiri memiliki ideal moral yang sangat tinggi: ia akan menjadi orang yang paling kudus di gereja, jika bukan yang paling suci di generasinya. Ia akan berbicara mengenai kerusakan total, kasih karunia dan iman, namun pada waktu yang bersamaan ia secara tanpa sadar mempercayai dirinya, mengangkat dirinya dan hidup bagi dirinya sendiri.
Dikarenakan ia memiliki aspirasi yang begitu tinggi, setiap kegagalan dalam mencapai idealnya akan membuatnya begitu kecewa dan marah. Lalu serangan terhadap hati nurani akan muncul yang ia secara salah menafsirnya sebagai bukti kerendahan hati padahal itu hanyalah penolakan untuk mengampuni dirinya karena sudah gagal mencapai opininya yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Hal yang sejajar ada kalanya ditemukan di dalam orang yang sombong, dalam bapa yang berambisi, yang berharap untuk melihat anaknya menjadi orang yang ia harapkan dari dirinya sendiri tetapi gagal, dan saat anaknya gagal mencapai pengharapan yang ia tetapkan, ia tidak akan mengampuninya. Kesedihan bapanya bukannya karena ia mengasihi anaknya tetapi karena kasihnya pada dirinya sendiri.
Orang yang sesungguhnya rendah hati tidak akan mengharapkan kebaikan di dalam dirinya sendiri, dan saat ia tidak menemukannya ia tidak akan kecewa. Ia tahu bahwa apa pun perbuatan baik yang ia lakukan adalah hasil dari perbuatan Tuhan di dalam dia, dan jika itu adalah pekerjaannya sendiri ia tahu bahwa hal itu tidak baik, tidak kira betapa hal itu kelihatannya baik.
Saat keyakinan ini menjadi sebagian dari seseorang di mana hal ini beroperasi tanpa disadarinya seperti semacam refleks maka ia dilepaskan dari beban dimana ia berusaha untuk mencapai opini tentang dirinya sendiri. Ia dapat dengan santai mengandalkan Roh untuk menggenapi hukum moral di dalam dirinya. Penekanan hidupnya beralih dari "si aku" kepada Kristus, yang seharusnya sudah terjadi sejak awal, dan dengan demikian ia dibebaskan untuk melayani di generasinya oleh kehendak Tuhan tanpa seribu satu macam hambatan seperti yang sebelumnya.
Sekiranya orang ini gagal ia akan mengaku salah dan bertobat, dan ia tidak akan meluangkan waktu untuk menghukum dirinya karena kegagalannya. Ia akan berkata seperti Bruder Lawrence: "Aku tidak akan dapat berbuat lebih baik jika Engkau membiarkan aku sendiri: Engkaulah yang harus mencegah kejatuhan aku dan memperbaiki apa yang kurang," dan setelah itu "tidak lagi merepotkan diri' dengan hal itu.
Di saat kita membaca tentang kehidupan dan tulisan orang-orang kudus, di saat itulah kerendahan hati yang palsu menjadi kentara. Kita membaca Augustinus dan kita tahu bahwa kita tidak memiiki inteleknya; kita membaca Bernard of Clairvaux dan merasakan kehangatan di dalam rohnya yang tidak ada di dalam kita; kita membaca jurnal George Whitefield dan dipaksa untuk mengakui bahwa dibandingkan dengan dia kita hanyalah orang yang baru mau memulai, orang yang masih hijau secara spiritual dan walaupun hidup kita kelihatan begitu sibuk, hanya sedikit yang telah dicapai oleh kita atau sama sekali belum mencapai apa-apa. Kita membaca surat-surat Samuel Rutherford dan merasakan bahwa kasihnya bagi Kristus begitu melebihi kasih kita.
Di saat itulah kerendahan hati yang palsu mulai bekerja dalam nama kerendahan hati yang sejati dan membawa kita ke dalam abu mengasihani diri sendiri dan mengutuk diri sendiri. Kasih akan diri kita beralih arah dan akan dengan galak mencela diri karena kurangnya kesalehan. Marilah kita berhati-hati di sini. Apa yang menurut kita adalah penyesalan bisa saja semacam iri hati dan tidak lebih dari itu. Mungkin saja kita iri terhadap manusia-manusia besar itu dan merasa putus asa karena tidak mungkin dapat menandingi mereka dan di waktu yang bersamaan kita merasa sok suci karena merasa sedih dan patah semangat.
Saya telah bertemu dengan dua macam orang Kristen: yang tinggi hati tetapi membayangkan bahwa mereka rendah hati dan yang rendah hati yang khawatir bahwa mereka tinggi hati. Harus ada satu lagi jenis: yang melupakan diri dan meninggalkan seluruh persoalan ini di dalam tangan Kristus dan menolak untuk membuang waktu coba untuk membuat diri mereka baik. Mereka akan tiba pada gol itu jauh lebih cepat dari yang lain.
" AKIBAT KEBENCIAN "
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) mengadakan "permainan". Ibu Guru
menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan
kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang
yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ...tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong
plastik.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulaimengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan
mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak
merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka
pergi.
Guru pun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.
Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita
tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa
kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita
membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ..."
"JUST REMIND"
Kadang cahaya hidup kita padam, tetapi menyala kembali karena orang lain.
Setiap orang berhutang rasa terima kasih paling dalam kepada siapapun juga yang telah mengobarkan kembali cahaya itu
Disaat saat yang kritis itulah kita sungguh memerlukan teman atau orang lain untuk menopang dan mendorong kita supaya kita tetap berjalan di jalan yang seharusnya dan sudah menjadi kewajiban kita untuk berterima kasih kepada mereka yang menopang kita,entah itu, suami, anak, leader, teman atau orang tua kita , dan jangan lupa mereka juga adalah manusia biasa yang bisa mengalami hal yang sama dengan kita, jadi bersiaplah senantiasa untuk berada di dalam kondisi yang prima, supaya kita bisa membantu orang lain yang sedang terpuruk.
SAYA BERSAMAMU SAYANG
Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan.
Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.
Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.
Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.
PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?
JAWABAN :
Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"
Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.
Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan itulah yg diberikan suaminya sekarang.
Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih
sedikit permasalahan di dunia ini.
"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"
Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.
MORAL CERITA
Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan org lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan org yg kita kenal. hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.
Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.
Tuhan...Beri aku waktu 1 jam saja...
Tuhan...Beri aku waktu 1 jam saja...
Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika
Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .
Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan
itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil.
Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit
masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu,
melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.
Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota
terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka
kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka
tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong.
Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun.
Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan
lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah
toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.
Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang
dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami
berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan
pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini."
Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.
Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang
seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.
Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suami nya,
dan bila malam tidur di emperan toko itu.
Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang
lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di
sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.
Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah
hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita.
Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan
berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka.
Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak
ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula.
Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun
selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan
cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi
tidur dengan angin di rambut kita".Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan
penuh kesungguhan.Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka
tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anak nya
dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong
roti.Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu, di mana
ia bekerja sebagai pemotong kulit.Begitu lah kehidupan mereka selama
beberapa hari, hingga dikantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk
menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju
ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.
Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah
menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300
kilometer ke pusat kota ...
Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki
wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat
kota .Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami
istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisapunya anak sendiri walaupun
mereka telah menikah selama 18 tahun.
Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya
dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil
itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar
seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano.Ia bergabung
dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.
Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya,dan bumi terus berputar
tanpa kenal istirahat.
Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur
yang amat jelita, yang pandai bermain
piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar
dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi
cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.
Setahun setelah pernikahan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta
suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar
yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu..
Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu.
Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah
tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayah nya ia melihat
selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri.
Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus,
karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam.
Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca
pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia
membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni.
Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang
pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi.
Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil,
sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan
emas murni. Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk
tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya.
Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto.
Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang . Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria
wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali.
Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini
mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya
berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.
Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam,
berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Diruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa
betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu.
Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada
berpisah lebih baik mereka mati bersama.
Mata nya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang
sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan
mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?"
Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa laluSerrafonna..
Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan
disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri.
Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di
kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan,
kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan
-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan
badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.
Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya.
Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan
populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran
untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus
menerus meningkatkanpencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih
daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik.
Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung
dosa mengabaikannya selama seperempat abad. Tetapi ia tahu, entah bagaimana,
bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu
suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh
pengertian. Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu
permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya".
Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada
seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya.
Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah
kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.
Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini
terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus,
wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan,
sekitar 25 tahun yang lalu. Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia
masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian
menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu
sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.
Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka
untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur.
Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya
masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.
Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka
menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih,
Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu
Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi."
Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang
kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan
kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan.
Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil,
kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi.
Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan
kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan
itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang".
Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama.. Saya akan
melakukan apa saja". Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa
membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja".
Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, danangin yang penuh derita
bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar
lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak,
cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan ". Ketika mereka masuk
belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.
Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya
kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung.
Ditengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak
onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya,
terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.
Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi.
Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah
sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu.
"Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona
gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun.
Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya.
"Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu ."
Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan
kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia
belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa
kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu
ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.
"Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, beri kami sehari......
Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya
bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia....Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya".
Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka
matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah
dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata
yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.
"Mama.. ..", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang
ditunggunya tiap malam antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara
sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatann ya
menarik lagi jiwanya yang akan lepas. Perlahan ia membuka genggaman tangann ya,
tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli
sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya didada mamanya.
"Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi
dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin
makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama..."
Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja....."
Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang
yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama
seperempat abad tidak berakhir sia-sia. Teman....mungkin saat ini kita sedang beruntung.
Hidup ditengah kemewaha dan kondisi berkecukupan. Mungkin kita mendapatkannya
dari hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang tua kita. Namun yang perlu kita
sadari, bahwa orang tua kita senantiasa berdoa untuk kita, meski itu hanya di peraduan.
" Saya Tertipu "
Saya Tertipu
Nats : [Iblis] adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44)
Bacaan : Yohanes 8:34-47
Suatu senja, saya dan istri saya baru saja menyeberangi Jembatan Charles yang terkenal di Prague ketika seorang pria mendekati kami dengan menggenggam uang di tangannya. "Empat puluh dua koruna [mata uang Cekoslowakia] untuk satu dolar," katanya. Nilai tukar resminya adalah 35 koruna untuk satu dolar. Maka saya menukarkan uang 50 dolar dengan 2.100 koruna.
Malamnya saya menceritakan keberuntungan itu kepada anak lelaki saya. "Yah, seharusnya saya dulu memperingatkan Ayah," katanya dengan nada menyesal. "Jangan pernah menukar uang di jalan." Lalu kami mengamati lembaran-lembaran uang itu. Lembaran yang bernilai 100 koruna memang masih bagus, tetapi dua lembaran yang bernilai 1.000 koruna sudah tidak ada nilainya. Kelihatannya seperti uang Cekoslowakia, tetapi sebenarnya adalah uang kertas Bulgaria yang sudah tidak beredar lagi. Saya telah ditipu, dan dirampok!
Setan menggunakan taktik yang sama (Yohanes 8:44). Ia menggunakan tipu muslihat dosa, dengan memanfaatkan kesenangan sementara (Ibrani 11:25) untuk menyembunyikan kesengsaraan yang selalu menyertainya. Dosa mungkin menarik, bahkan menawarkan sesuatu yang benar-benar kelihatan baik luar dalam. Namun, itu hanyalah tipuan.
Pertahanan terbaik kita melawan tipu muslihat adalah pengetahuan yang semakin mendalam akan firman Allah. Dengan mengikuti teladan pemazmur, kita akan terhindar dari tipuan dosa: "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau" (Mazmur 119:11) --Dennis De Haan
KEBENARAN ALLAH
MENELANJANGI TIPU MUSLIHAT SETAN